Rabu, 29 Januari 2014

Mengelola Uang Ala Keturunan Tionghoa


Sekitar 7 dari 10 orang terkaya di Indonesia dan beberapa negara di Asia Tenggara seperti Malaysia dan Filipina adalah keturunan Tionghoa. Tentu kesuksesan mereka tak lepas dari latar belakang budayanya.

Di saat Tahun Baru Cina ini, mari melongok nilai positif dari Kebudayaan Tionghoa, khususnya terkait pengelolaan uang. Apa yang membuat mereka sukses?

Saya yang bukan keturunan Tionghoa, banyak bergaul dengan mereka. Terutama saat di perguruan tinggi. Satu dari banyak rekan Tionghoa saya adalah pemilik perusahaan furnitur besar di Indonesia. Dari dia, saya banyak belajar budaya Tionghoa yang ia terapkan dalam bisnis dan mengelola uang.

Tak bisa dimungkiri, keturunan Tionghoa  yang sukses secara finansial memiliki beberapa prinsip dasar yang dipegang teguh. Baik dari agama maupun budaya leluhur mereka, walaupun kebudayaan aslinya akan melebur dengan kebudayaan lokal di mana mereka tinggal.

Hemat dan cermat dalam mengelola uang
Banyak yang berpendapat keturunan Tionghoa pelit. Sebenarnya tidak seperti itu. Mereka cermat mengeluarkan uang. Kalau saya menganjurkan 10-20% pendapatan disisihkan untuk tabungan masa depan, keturunan Tionghoa mampu minimal 50%.

Teks Cina klasik Dao De Jing menyatakan, tiga harta terbesar yang dapat dimiliki adalah cinta, berhemat, dan kemurahan hati. Berhemat merupakan bagian integral dari budaya Tionghoa. Materi seperti mobil atau rumah mewah tak mampu membuat mereka merasa nyaman secara finansial. Tapi, jumlah rekening tambun yang membuatnya merasa aman.

Takut Akan Ketidakpastian di Masa Depan
Ketika banyak masyarakat memilih hidup hanya untuk saat ini, orang Tionghoa justru takut terhadap ketidakpastian masa depan. Mereka berusaha menyambut kehidupan di kemudian hari dengan persiapan yang baik.

Hal ini berasal dari nilai Konghucu: "Di masa damai bersiaplah untuk perang”. Prinsip ini  kemudian diletakkan dalam perspektif untuk selalu bersiap-siap akan datangnya masa sulit, bahkan pada saat hidup berlimpah harta.

Mengerti Cara Membuat Uang Tumbuh
Menjadi masyarakat yang sangat gemar menabung menjadikan keturunan Tionghoa faham bagaimana cara membuat uang bekerja untuk mereka. Mereka tahu, menabung saja tidak membuat mereka sukses secara finansial.

Karena itu, mereka lebih senang berbisnis. Kalaupun bekerja, keturunan Tionghoa akan mencari produk keuangan yang memberikan imbal hasil paling besar. Mereka sadar, beda 0,5% saja akan memberi pengaruh besar dalam membentuk kekayaan secara jangka panjang.

Mengejar Jumlah
Kebanyakan keturunan Tionghoa tidak berbisnis yang canggih. Namun, yang dibutuhkan banyak orang. Bagi mereka, pada awalnya, prinsip yang dipegang adalah lebih baik cuan (untung) sedikit tetapi sering daripada untung besar namun hanya sekali.

Mereka juga menyadari untuk memiliki sumber pemasukan sebanyak mungkin dan pengeluaran seminim mungkin. Pebisnis Tionghoa akan terus mengembangkan bisnisnya pada berbagai instrumen sehingga memiliki multi income.

Tidak Berutang
Keturunan Tionghoa bangga untuk menjadi bebas utang.  Bagi mereka, meminjam uang dari teman atau bahkan kerabat adalah opsi terakhir dari masalah finansial.

Mereka malu berutang.  Bila tak bisa dihindari, mereka berusaha melunasinya segera. Kegagalan memenuhi kewajiban justru lebih memalukan. Mereka tidak akan berani menodai nama baik.

Tidak tabu membicarakan uang
Keturunan Tionghoa terbuka mengenai kondisi finansial. Mengungkapkan gaji atau pendapatan bukanlah sesuatu hal yang tabu. Bahkan bisa menjadi bahan pembicaraan di saat Anda baru saling mengenal.

Bukan tidak sopan. Namun, untuk menilai lebih jauh bagaimana seseorang hidup dengan suatu pendapatan dan pada akhirnya tahu siapa yang harus dibantu.

Selalu Menawar untuk Mendapat Nilai Terbaik
Di negara maju, saat kita menawar sering kali dianggap pelit. Di Cina, tawar-menawar adalah cara hidup. Jika Anda pernah mengunjungi negara tersebut dan masuk toko, sebaiknya tawar harga awal hingga 50-70%.

Walaupun belakangan ini banyak yang menerapkan "tidak ada tawar-menawar ", Anda tetap masih akan menemukan vendor lain yang bersedia negosiasi. Hal ini dilakukan demi mendapatkan harga terbaik dari barang yang ingin mereka miliki.

Memberi yang Terbaik Untuk Orang Tua dan Guru
Satu hal yang paling saya kagumi dari banyak keturunan Tionghoa adalah penghormatan terhadap orang tua dan guru karena dianggap berjasa. Tidak ada tawar-menawar untuk memberikan yang terbaik kepada mereka. Diyakini, berbakti kepada orang tua dan guru akan memberikan kedamaian dan kehidupan yang lebih baik.

Nah, jika kita ingin sukses, perbanyaklah belajar dari keberhasilan orang lain. Sepanjang tidak merugikan orang dan mendatangkan manfaat, mengapa tidak?

Sumber : id.berita.yahoo.com

Senin, 27 Januari 2014

Pahami Tujuan dan Bangunlah 
Kedekatan Saat Wawancara Kerja



Bagaimana menghadapi wawancara kerja? Pertanyaan ini akan muncul saat Anda mendapat kabar untuk wawancara kerja dari salah satu perusahaan yang Anda minati.

Perihal busana, lokasi wawancara dan datang tepat waktu semua sudah pasti tahu dan mudah mempersiapkannya. Namun, kita akan selalu cemas pada persiapan apa yang harus dilakukan agar bisa lancar menjawab pertanyaan-pertanyaan wawancara kerja nanti.

Kecemasan tingkat tinggi terutama akan dialami oleh teman-teman yang baru lulus. Mereka cenderung menghapal semua tips untuk menjawab pertanyaan wawancara kerja. Sementara, para profesional lain yang sudah pengalaman akan lebih santai dan berasa nothing to lose karena kalaupun tidak sukses wawancara kerja saat ini juga kan masih kerja.

Padahal, kita cuma perlu keluar dari pola pikir kita dan cobalah berpikir dari sudut pandang si pewawancara kerja. Mudahnya begini, bila Anda yang akan menjadi pewawancara kerja maka apa sebenarnya yang Anda mau tahu dari kegiatan itu sehingga Anda yakin bahwa dialah calon pekerja yang sesuai dengan kriteria Anda?

Menjawab inipun kadang susah. Tidak semua pewawancara kerja punya struktur pertanyaan yang baik untuk ditanyakan saat proses wawancara kerja. Beberapa ada yang belum terlatih untuk melakukannya. Saya pun mengalaminya saat awal mulai berperan menjadi pewawancara kerja.

Kami tidak punya persiapan terstruktur informasi apa yang mau ditanyakan. Hal ini membuat kami tidak fokus. Ada hal tertentu yang ingin kami cari informasinya menjadi tidak dapat terpenuhi. Tujuan wawancara kerja menjadi tidak bisa tercapai. Akibatnya, hanya subjektifitas yang muncul dalam menilai hasil wawancara kerja.

Saya jadi berpikir bahwa seharusnya baik pewawancara kerja maupun yang diwawancarai mengerti apa tujuan dari kegiatan wawancara kerja dan apa yang ingin diketahui sesungguhnya dari proses itu.

Dari semua kajian perihal wawancara kerja, saya sangat menyukai tulisan dariGeorge Bradt, penulis buku dan kontributor pada forbes. George bilang bahwa sesungguhnya hanya ada 3 pertanyaan yang ingin diketahui dalam proses wawancara kerja.

Ketiga pertanyaan itu adalah: kekuatan, motivasi dankesesuaian Anda terhadap pekerjaan yang ditawarkan.

1. Kekuatan

Inti dari percakapan wawancara yang pertama adalah untuk mengetahui apakah Anda memiliki pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan tersebut? Pertanyaan-pertanyaan turunan yang sering ditanyakan antara lain:
·       Coba cerita mengenai diri Anda,
·       Coba ceritakan mengenai pekerjaan sekarang ini,
·       Apakah Anda pernah menangani konflik dalam team,
·       Apakah Anda pernah melakukan negosiasi dsb.

Fokuslah pada pencapaian kinerja yang Anda raih selama di bangku pendidikan atau selama bekerja Anda saat ini. Jangan terlalu terpaku pada deskripsi kerja karena pewawancara sudah membacanya dari CV Anda. Berikan penjelasan perihal prestasi dalam jawaban Anda meskipun pewawancara berputar-putar dengan pertanyaannya. Anda sedang mempromosikan diri Anda jadi selipkan prestasi disetiap jawaban bila memungkinkan.

2. Motivasi

Inti dari percakapan wawancara yang kedua adalah untuk mengetahui motivasi Anda bekerja. Pewawancara ingin tahu apa yang membuat Anda ingin bekerja dan tertarik untuk bergabung dengan mereka. Pertanyaan-pertanyaan turunan yang sering ditanyakan antara lain:

·       Kenapa Anda mau pindah dari pekerjaan sekarang,
·       Kenapa Anda tertarik bekerja di perusahaan kami,
·       Ceritakan kenapa Kami harus mempekerjakan Anda dsb.

Satu alasan kenapa pemberi kerja akan bertanya perihal ini. Mereka tahu benar kondisi perusahaannya saat ini sedangkan Anda tidak. Mereka ingin tahu apakah motif Anda bekerja lebih karena berharap penghasilan lebih atau karena keinginan Anda untuk memberikan kontribusi bagi perusahaan.
Tentunya Anda harus berhati-hati dalam pertanyaan motivasi ini. Jangan terjebak untuk bertanya lebih dulu bagaimana benefit yang akan didapatkan. Perusahaan yang baik akan adil terhadap Anda bila memang Anda terbukti memberikan kontribusi baik buat perusahaan.

3. Kesesuaian

Inti dari percakapan wawacara yang ketiga adalah mengetahui apakah anda orang yang tepat untuk menerima pekerjaan tersebut? Anda mungkin punya kemampuan untuk bekerja, dan memiliki motivasi tinggi, tetapi bila cara kerja Anda tidak sesuai dengan budaya perusahaan tentunya kinerja terbaik dari Anda tidak akan muncul.
Pertanyaan-pertanyaan turunan yang sering ditanyakan mengacu pada kesesuaian antara lain:

·       Apa kekuatan dan kekurangan Anda,
·       Anda lebih menyukai bekerja sendiri atau bekerja dengan team,
·       Apa cita-cita Anda dalam 1-3 tahun kedepan dsb.

Pewawancara kerja ingin kepastian bahwa mereka mendapatkan orang yang tepat untuk mengisi kekosongan dalam team mereka tanpa perlu merubah tatanan kerja yang sekarang ini berlaku. Mereka juga ingin kepastian bahwa Anda bisa melakukan penyesuaian kerja dengan cepat dan bisa bekerjasama dengan anggota team lainnya tanpa menemui banyak hambatan.




8 Pertanyaan Jebakan Saat Wawancara Kerja


Dalam proses perekrutan pegawai tiap perusahaan membutuhkan beberapa tahapan untuk melakukan seleksi bagi pelamar pekerjaan yaitu pada umumnya tahapan test tertulis, wawancara, test kesehatan (kalau ada). Tidak sedikit pula banyak dari calon karyawan yang telah lulus dalam test tertulis akan tetapi gagal dalam tahap interview atau wawancara.

Mungkin ada baiknya membaca artikel ini yang diharapkan bisa membantu para calon karyawan dalam menyiasati pertanyaan dari pewawancara. Berikut beberapa daftar pertanyaan yang mungkin adalah sebuah jebakan dalam sebuah proses wawancara :

1. Mengapa kami harus mempekerjakan anda?

Ini peluang untuk “menjual” diri anda. Uraikan dengan singkat dan jelas kelebihan yang dimiliki, kualifikasi anda dan apa yang dapat anda sumbangkan bagi perusahaan tersebut. Hati-hati , jangan memberikan jawaban yang terlalu umum. Hampir setiap orang mengatakan mereka merupakan seorang pekerja keras dan memiliki motivasi. Berikanlah jawaban yang memperlihatkan keunikan yang anda miliki.

2. Mengapa tertarik bekerja di perusahaan ini?

Pertanyaan ini merupakan salah satu alat bagi si pewawancara untuk mengetahui apakah anda mempersiapkan diri anda dengan baik. Jangan pernah datang untuk sebuah wawancara pekerjaan tanpa mengetahui latar belakang perusahaan. Dengan memiliki informasi yang cukup mengenai latar belakang perusahaan tersebut maka pertanyaan di atas memberikan kesempatan untuk memperlihatkan inisiatif, dan menunjukkan apakah pengalaman serta kualifikasi yang anda miliki sepadan dengan posisi yang diperlukan.

3. Apa kelemahan utama anda?

Rahasia dalam menjawab pertanyaan di atas adalah dengan berkata jujur mengenai kelemahan anda, tapi jangan lupa menjelaskan bagaimana anda mengubah kelemahan tersebut menjadi kelebihan. Misalnya, bila anda memiliki masalah dengan perusahaan terdahulu, perlihatkan langkah yang anda ambil. Hal ini memperlihatkan bahwa anda memiliki kemampuan dalam mengenali aspek yang perlu diperbaiki dan inisiatif dalam memperbaiki diri anda.

4. Mengapa berhenti dari perusahaan terdahulu?

Walaupun berhenti dari pekerjaan terdahulu dengan cara yang tidak baik, anda harus berhati-hati dalam memberikan jawaban. Usahakan untuk memberikan jawaban yang diplomatis. Bila anda memberikan jawaban yang mengandung aspek negatif, kompensasikan jawaban tadi dengan jawaban yang positif. Bila anda mengeluhkan tentang pekerjaan terdahulu, maka hal ini tidak memberi poin apa-apa buat anda.

5. Bagaimana anda mengatasi masalah?

Tidak mudah memberikan jawaban bila anda mendapatkan pertanyaan seperti di atas, terutama bila baru lulus dan tidak memiliki pengalaman kerja. Pewawancara ingin melihat apakah anda dapat berpikir kritis dan mengembangkan solusi tanpa melihat jenis permasalahan yang anda hadapi, bahkan walaupun tidak memiliki waktu yang cukup dalam mengatasi masalah yang dihadapi.

Gambarkan langkah-langkah yang anda lakukan dalam memprioritaskan pekerjaan. Hal ini memperlihatkan bahwa anda bertanggungjawab dan tetap dapat berpikir jernih walaupun sedang menghadapi masalah.

6. Prestasi apa yang dibanggakan?

Rahasia dari pertanyaan di atas adalah dengan menyeleksi dan memilih secara spesifik prestasi yang berhubungan dengan posisi yang sedang ditawarkan. Walaupun anda pernah menjuarai bola basket pada waktu kuliah, tetapi ini bukan merupakan sebuah jawaban yang diharapkan. Berikan jawaban yang lebih profesional dan lebih relevan. Pikirkan kualifikasi yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut dan kembangkan contoh yang memperlihatkan bagaimana anda dapat memenuhi kebutuhan perusahaan.

7. Berapa gaji yang anda harapkan?

Pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang tersulit terutama bagi mereka yang tidak memiliki pengalaman kerja yang cukup.Yang perlu dilakukan sebelum wawancara adalah mencari tahu pasaran gaji untuk posisi yang ditawarkan agar dapat memberikan jawaban atas pertanyaan ini. Beritahu pewawancara bahwa anda terbuka untuk membicarakan mengenai kompensasi bila saatnya tiba. Bila terpaksa, berikan jawaban yang berupa kisaran angka, bukan angka tertentu.

8. Bisa ceritakan mengenai diri anda?

Mungkin pertanyaan di atas tampaknya mudah tetapi pada kenyataannya tidaklah semudah yang anda bayangkan. Yang pasti anda harus menyadari bahwa pewawancara tidak tertarik untuk mengetahui apa yang anda lakukan di akhir pekan ataupun dari daerah mana anda berasal. Pewawancara berusaha mengetahui anda secara profesional.

Siapkan dua atau tiga poin mengenai diri anda, baik pengalaman kerja maupun sasaran karir anda dan tetap konsisten. Rangkum jawaban anda dengan mengungkapkan keinginan anda sebagai bagian dari perusahaan tersebut. Bila memiliki jawaban yang mantap maka hal ini dapat membawa anda pada pembicaraan yang memperlihatkan kualifikasi anda.


Jumat, 24 Januari 2014

Ketika Pekerjaan Adalah Segalanya Untuk Anda



Salah satu alasan Anda tidak merasa puas dengan hasil pekerjaan adalah besarnya harapan yang Anda miliki tidak sesuai dengan hasil yang didapatkan. Anda menginvestasikan seluruh diri Anda pada pekerjaan dan berharap Anda akan mendapatkan hasil sesuai dengan apa yang telah Anda lakukan.

Ketika Anda tidak merasa puas dengan diri Anda, yang biasanya dilakukan adalah menyembunyikan perasaan tersebut dan berusaha untuk menebusnya. Salah satu cara untuk menyingkirkan perasaan tidak puas tersebut adalah dengan meningkatkan achievement. Semakin besar sukses yang didapat maka Anda akan semakin berharga – setidaknya Anda akan merasa seperti itu. Permasalahannya adalah semakin besar sukses yang Anda dapat maka semakin besar juga lubang yang telah Anda gali. Anda sudah terobsesi dan merasa kecanduan dengan pekerjaan Anda, Anda merasa hidup Anda berhasil dan mengalami peningkatan dengan sukses yang telah Anda raih, akan tetapi perasaan tersebut biasanya tidak berlangsung lama. Anda akan terus berusaha untuk mencapai hasil yang lebih tinggi dan lebih tinggi lagi.
Pekerja dengan target tinggi memiliki kesulitan untuk meminta bantuan karena tidak ada yang tahu bahwa mereka membutuhkannya, terkadang merka tidak menjadi dirinya sendiri. Mereka akan mendapatkan reward atas prestasi yang telah dilakukan akan tetapi secara tidak langsung mempengaruhi perilaku mereka menjadi tidak sehat hingga membuat mereka terasa terpenjara.
Jika Anda berharap semua orang dapat mendukung seluruh rasa percaya diri Anda maka Anda tidak akan merasa puas dengan apapun apa yang telah Anda lakukan, Anda selamanya akan dikasihani oleh semua orang.
Berikut adalah beberapa tanda yang mengindikasikan Anda telah menginvestasikan diri Anda terlalu besar pada pekerjaan:
  • Anda merasa bangga mengenai diri Anda ketika Anda sedang membicarakan tentang pekerjaan
  • Waktu yang Anda habiskan lebih banyak untuk pekerjaan atau bekerja dari rumah
  • Anda tidak memiliki hobi atau minat selain karier yang Anda miliki
  • Anda hanya menghabiskan waktu sedikit dengan orang-orang yang dekat dengan Anda
  • Ketika Anda telah bekerja keras pada suatu proyek dan berhasil, Anda akan merasakan euphoria yang tinggi yang kemudian diikuti dengan sedikit rasa dramatis
  • Anda lebih banyak bicara mengenai pekerjaan di pergaulan
  • Ketika bertemu dengan orang baru, Anda akan berusaha untuk menunjukkan betapa suksesnya Anda
  • Anda biasanya menempatkan pekerjaan diatas kepentingan lainnya
  • Anda memiliki kesulitan untuk bersantai pada saat liburan
  • Anda merasa marah dan tersinggung jika ada orang lain yang mencampuri rencana kerja Anda
Mungkin sebagian orang memang memiliki tujuan sukses sehingga fokus 100 persen pada pekerjaan yang dilakukan, seluruh waktu yang dijalani dan yang dipikirkan adalah mengenai pekerjaan sehingga tidak memiliki waktu untuk diri sendiri ataupun orang lain. Hidup akan menjadi seperti treadmill yang tidak pernah berhenti bergerak.
Jabatan tinggi, kekuasaan, dan uang tidak akan memiliki arti besar pada saat Anda tidak memiliki kehidupan lain diluar pekerjaan. Kebanggan yang didapat dari kesuksesan yang dimiliki mungkin akan bertahan untuk beberapa saat, akan tetapi jika Anda menelantarkan kebutuhan Anda sehari-hari maka pekerjaan akan mengambil alih kehidupan Anda. Anda butuh keseimbangan antara hidup dan pekerjaan. “Jika Anda bukan untuk diri Anda, maka siapa?”

5 Cara Dorong Karyawan Jadi Leader





Setiap organisasi membutuhkan seorang pemimpin untuk membuat keputusan yang krusial. Tidak hanya dibutuhkan dalam tugas–tugas penting, seorang leader juga mestinya hadir pada setiap aktivitas kerja karyawan. Karena itulah maka perusahaan penting mendorong semua karyawan untuk menjadi seorang leader yang baik. Bayangkan jika setiap karyawan mempunyai jiwa pemimpin, maka bisnis Anda akan berjalan lebih cepat, dan banyak waktu, uang bahkan tenaga yang bisa disimpan. Berikut adalah beberapa saran yang bisa Anda terapkan untuk membuat karyawan Anda berani memimpin versi Peter Economy yang dilansir dari Inc.com:


1. Promosikan Tim ke Lintas Departemen

Hancurkan silo yang kaku dengan membangun tim antar lintas departemen. Dengan begitu, Anda akan memaksimalkan ide-ide dari semua orang yang Anda miliki. Ketika Anda mempercayai tim tersebut, kemudian mendorong mereka untuk mengambil peran kepemimpinan baik formal maupun informal, maka skill kepemimpinan tersebut akan terasah. Praktek tersebut juga akan meningkatkan komunikasi di dalam organisasi Anda, juga menghasilkan kemampuan yang kuat pada tim serta memberikan solusi yang cepat jika ada masalah yang sulit.


2. Jadilah Dermawan dengan Informasi

Pemimpin, terlepas dari posisi apa mereka di perusahaan, membutuhkan kucuran informasi tentang bisnis, customer, dan market untuk membuat suatu keputusan. Sekiranya Anda tidak pelit dan menahan informasi yang mereka butuhkan. Tidak ada salahnya transparan dan terbuka dengan hal itu, sehingga akan membantu mereka untuk lebih percaya diri dalam menjalankan peran kepemimpinannya. Selain itu mereka akan lebih mudah mencapai tujuan dari organisasi karena mengetahui apa saja tanggung jawab mereka.


3. Biarkan Karyawan Anda Mengambil Keputusan

Bukan hanya pemberdayaan karyawan secara formalitas saja, namun Anda benar-benar memberikan otoritas penuh terhadap mereka. Karyawan mendapatkan kepercayaan untuk mengolah manajemen organisasinya, seperti penentuan produk apa yang akan dirancang dan dijual ke pelanggan, membuat jadwal kerja, perekrutan hingga pemecatan. Anda seperti lepas tangan untuk memberikan peluang kepada mereka dalam mengambil keputusan. Memang kita tidak boleh berharap semua karyawan yang diberikan kesempatan ini akan perform, namun Anda mungkin bisa terkejut dengan hasilnya.


4. Ciptakan Passion di Misi Anda

Gairah dalam bekerja dapat menjadi alasan menarik bagi karyawan untuk mengemban kepemimpinannya. Ciptakan perasaan yang kuat terhadap setiap misi Anda. Taruh hal itu menjadi cerminan budaya perusahaan Anda. Lihatlah siapa yang mempunyai frekuensi yang sama dengan passion tersebut, karyawan yang nyambung dengan misi organisasinya akan berpartisipasi untuk mewujudkannya. Hal in juga dapat meningkatkan nuansa kerja menjadi lebih kuat dan atraktif.


5. Buat Peran yang Jelas

Ketika karyawan tidak mengetahui secara jelas apa peran mereka dan apa tujuan perusahaan terhadapnya, maka mereka akan ragu-ragu untuk mengambil resiko melangkah menjadi seorang pemimpin. Menciptakan peran yang jelas merupakan kondisi yang penting bagi karyawan yang ingin memimpin. Jadi pastikan untuk memberi mereka pijakan yang jelas dan merincikan kemauan organisasi terhadapnya.

Kunci yang paling efektif dalam bisnis saat ini adalah mendorong karyawan untuk mengambil peran kepemimpinan. Hal itu tidak hanya mengangkat beberapa beban di bahu Anda, namun juga membuat karyawan Anda lebih bahagia dan lebih terlibat dalam bisnis.



Sumber: Portalhr.com

Terjebak Di Dalam Lubang



Apakah Anda merasa tidak bahagia dengan pekerjaan Anda saat ini? Apakah Anda merasa tidak ada jalan keluar? Apakah Anda merasa ketakutan setiap Anda hendak berangkat kerja? Jika jawabannya ‘IYA’ terhadap seluruh pertanyaan tersebut maka dapat dipastikan Anda terjebak didalam sebuah lubang dan sekarang saatnya untuk Anda bergerak keluar.

Jutaan orang di dunia merasa terjebak dengan pekerjaan yang dijalaninya dan tidak memiliki jalan keluar. Kebanyakan dari mereka menjauhi mimpi yang mereka miliki dan menjalani hidup yang tidak mereka inginkan dengan tujuan bertahan hidup. Akan tetapi selalu ada jalan untuk memperbaiki karier dan pekerjaan Anda, selalu ada pilihan dan jalan lain, yang harus Anda lakukan adalah mencarinya.

Bagaimana Hal tersebut Dapat Terjadi
Terjebak dalam lubang mungkin tidak terjadi dalam satu hari, mungkin saja setelah bertahun-tahun bekerja Anda baru mulai merasa ketakutan setiap pagi. Satu contoh kasus yang dialami oleh David Lee, seorang Account Director sebuah perusahaan periklanan. Ia memulai kariernya sebagai seorang Account Executive, mengurus seluruh kampanye iklan untuk beberapa klien perusahaan sesuai dengan budget yang telah ditentukan.
Sebagai seorang eksekutif pekerjaannya penuh tekanan dan membutuhkan mobilitas yang tinggi, Ia harus bekerja dengan deadline yang tinggi dan sangat menikmati tekanan yang membuatnya terus bergerak. Ia sangat baik dengan pekerjaan yang dilakukannya dan beberapa kali mendapatkan promosi hingga mencapai posisi Account Director. Hal ini merupakan suatu hal yang tanpa disangka merubah pandangannya dan membuatnya merasa ketakutan setiap pagi.

David menjelaskan “Di posisi Inilah Saya berada saat ini, dengan gaji yang besar, tanggung jawab yang tinggi dan jabatan pada posisi yang terhormat, akan tetapi Saya merasa kesal setiap berangkat kerja dan mulai melihat hidup dengan kehampaan. Saya tidak lagi memiliki tujuan yang ingin dicapai di tempat Saya bekerja saat ini, karier Saya menanjak dengan cepat dan hidup menjadi kosong. Hasrat yang saya miliki telah pergi menjauh dan kini Saya merasa bosan dan tidak memiliki tujuan selanjutnya. “ David mulai merasa depresi dan mulai merasa muak hingga pada suatu pagi Ia menyadari bahwa Ia harus berhenti, Ia berangkat ke kantor dan berhenti, “Saya benar-benar sudah tidak tahan, Saya sudah kehilangan hasrat terhadap pekerjaan, Saya terjebak di dalam lubang dan Saya tahu bahwa Saya harus keluar.

David berlibur dan memikirkan langkah selanjutnya, Ia berjanji kepada dirinya sendiri bahwa Ia tidak akan pernah mengijinkan dirinya berada pada situasi yang sama dan walaupun untuk beberapa waktu Ia menjadi pengangguran Ia merasa bebas untuk bergerak dan kembali memiliki semangat hidup. Ia selalu menyukai olahraga air dan memutuskan untuk mencari pekerjaan di sebuah pusat olahraga air. Dalam waktu tiga minggu Ia berhasil bekerja sebagai asisten instruktur ski air dan dalam satu tahun Ia membantu menjalankan sekolah tersebut. Lima tahun kemudian Ia berhasil memiliki sekolah ski airnya sendiri dan merasa bebas untuk bergerak sesuai dengan kemauannya sendiri dan bekerja pada tempat yang membuatnya tenang dan bahagia.

Setiap pekerjaan memiliki nilai positif dan negatif, tidak ada pekerjaan yang sempurna dan terkadang Anda merasa terperangkap pada situasi yang membuat Anda merasa tidak dapat keluar. Akan tetapi, pengalaman David diatas merupakan sebuah gambaran bahwa pasti ada solusi untuk setiap permasalahan. Bertahan pada karier yang tidak membuat Anda bahagia merupakan sebuah hal yang tidak sehat, hal ini tidak baik untuk Anda maupun perusahaan. Bagi kebanyakan orang, mengambil tindakan meupakan sebuah hal yang menakutkan, akan tetapi tidak ada alasan bagi Anda untuk menghabisakan satu lagi hari tanpa kebahagiaan. Hidup terlalu singkat dan mengingat kita menghabiskan kebanyakan waktu untuk bekerja maka buatlah setiap hari Anda bahagia. Berpikirlah positif dan bersikap pro aktif, pikirkan apa yang membuat Anda bahagia dan pastikan setelah berhasil keluar dari lubang Anda tidak kembali terjebak ke lubang yang lain. Pikirkan dengan baik langkah Anda selanjutnya, pastikan langkah tersebut tepat dan kejar dengan sepenuh hati. Semoga Beruntung!

Sumber: jobstreet.com

Apakah Sumber Motivasi Terdalam Seorang Karyawan?



Selama puluhan tahun, banyak pemimpin organisasi atau perusahaan beranggapan bahwa cara paling ampuh untuk memotivasi timnya adalah dengan menjanjikan tambahan finansial dan mengancamnya dengan kerugian finansial. Seperti halnya seorang kusir yang melambaikan wortel untuk kudanya, sedangkan di belakang mereka memegang pecutan, sebagai hukuman sewaktu-waktu si kuda mogok berlari. Bedanya adalah, untuk kasus perusahaan, si pemimpin menjanjikan uang dan memberikan ancaman bahwa mereka akan dipecat jika tidak mau bekerja dengan baik.

Padahal, menurut sebuah ulasan yang ditulis di New York Times, mendasarkan pada sebuah organisasi survei tentang psikologi, motivasi paling baik adalah yang bersumber dari keinginan untuk membantu sesama, membantu orang lain. Bukan sesuatu yang berbau reward maupun punishment.

Pada masa lampau, management memang identik dengan seleksi alam, yang bisa bertahan adalah mereka yang paling pintar menyesuaikan diri. Anggapan ini membuat orang-orang berpikir bahwa membantu orang lain adalah buang-buang waktu dan tidak berguna. Akhirnya mereka mengabaikan fakta bahwa ternyata keinginan membantu orang lain adalah motivasi yang hebat untuk meningkatkan performa karyawan.

Dalam tulisannya di inc.com, Geoffrey James, seorang ahli sales management, memaparkan bahwa ia selalu mengawali wawancara kandidat yang ia seleksi dengan satu pertanyaan, “Apa yang paling kamu sukai dari pekerjaanmu?”

Menurutnya, kandidat-kandidat yang sukses dalam pekerjaannya secara umum menjawab bahwa mereka yang mereka sukai adalah kesempatan bagi mereka untuk membantu orang lain. Tidak hanya konsumen, tetapi juga partner kerjanya di perusahaan/organisasi. Pun ketika sedang menulis bukunya, yang berjudul Business Without the Bullsh*t ia merasa bahwa salah satu hal yang membuat dia bersemangat adalah potensi bahwa buku yang ia tulis akan membantu orang lain memecahkan masalahnya.

Kesimpulannya, dengan kita berfokus untuk membantu orang lain daripada mementingkan diri sendiri, kita akan mendapatkan motivasi yang sangat kuat. Motivasi tersebut membebaskan kreativitas dan energy sehingga kita dapat menghadapi permasalahan  dengan lebih sabar dan empati. Jika kita dapat mengaplikasikan hal tersebut, maka dunia kerja yang kita bangun bukanlah “dog eat dog” melainkan “let’s make this happen together”.

Sumber: Portalhr.com